Lebaran di Jogja (bag. 1)
Hari kedua lebaran, saya menyempatkan diri napak tilas menyusuri jalanan kota Jogja. Alhamdulillah, jalanan sepi, langit mendung sehingga membebaskan kepala saya berputar kanan kiri mengingat apa yang pernah berdiri dan terjadi di kanan kiri jalan yang saya lewati.
Beberapa bisa saya ingat dengan cemerlang, namun lebih banyak yang telah hilang dari ingatan. Motor yang saya kendarai melaju dengan irama yang mendayu. Lagu Terkenang-nya Kla memenuhi kepala saya.
Ya, saya memang rindu kota ini. Seperempat abad saya ingin sekali keliling kota ini dengan bebas, seperti ketika kuliah dulu. Menelusuri jalan-jalan kota, masuk ke gang-gang, melempar senyum dan sapa pada orang-orang yang berpapasan. Namun setiap kali mampir ke sini, waktu selalu menjadi benteng yang menghambat kebebasan saya.
Kali ini tidak, libur panjang yang ditetapkan pemerintah dalam rangka lebaran memberikan keleluasaan pada saya. Sengaja saya membawa motor dari Bandung ke Jogja. Saya sudah merancang jauh hari, dan Limbuk setuju, syaratnya "ojo yak-yakan", jangan ngebut. Maka, dua hari jelang lebaran, tepat setengah enam pagi saya memulai perjalanan, dan adzan Maghrib berkumandang ketika motor yang saya kendarai memasuki Imogiri.
Saya sempat menikmati satu hari puasa di Jogja. Udara panas menjadi pembeda dengan puasa yang saya jalani di Bandung.
Malam takbiran mungkin menjadi momen yang mengaduk-aduk emosi saya. Saya sempatkan menelusuri jalan-jalan pedesaan, bertemu pawai-pawai dengan berbagai pernik yang membawa kegembiraan masyarakat. Air mata saya tak terbendung. Kerinduan masa kanak-kanak begitu menyesakkan dada.
Saya ingat tulisan Bre Redana dalam buku yang menemani perjalanan saya, "rindu tidak untuk dituntaskan, lalu melupakannya. Memelihara dan menjaga rindu, sampai waktumu tiba". Mungkin ini waktunya, dan akan kembali tumbuh rindu yang baru.
Di tengah keriuhan, bayangan Rene Gadung kecil yang membawa oncor bambu dan aroma minyak tanah yang terbakar menyatu dalam rombongan pawai. Mulut mungilnya menyeru takbir. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilham.
Comments
Post a Comment