Sora

Ilustrasi : Pixabay Tiap sore dari kejauhan Marko mengamati wanita itu, membereskan toko sebelum tutup, menghitung pendapatan dari modal usahanya, sembari mengelap keringat di dahi, yang bagi Marko tentunya bau wangi. Ia jatuh cinta padanya. Senyum Marko mekar saban melihat kehadiran wanita itu. Matanya tak lepas dari sosok yang setiap sore ia tunggu. Rasanya ia ingin berada di samping wanita itu, menjadi bagian dari segala aktivitasnya. Atau sekedar menawarkan sapu tangan yang selalu terselip di sakunya. Sapu tangan? Ah, tiba-tiba ia geli sendiri. Betapa manusia tak mudah lepas dari kebiasaan generasinya. Dan ia kini sibuk menapak-tilasi tangga-tangga usia yang telah ia lalui. Yang ia hirup wanginya, ia kenang selama yang ia mau, atau ia hembuskan secepat laju Tokaido Shinkansen menuju Shin-Osaka dari Tokyo . Hidup, baginya adalah jalan keheningan kini. Setelah liku-liku kemudaan yang penuh hiruk pikuk. Pertempuran memperjuangkan nasib, samurai yang ia tebaskan pada leher-leher keme...